Tak sengaja ngobrol dengan seorang ibu semalam, ketika ia kaget
mengetahui bahwa aku se-angkatan dengan salah seorang rekan kerjanya.
Dengan terkejut ia berkata,” Wah, kok ngga keliatan ya kalo seangkatan
sama dia?belum married pasti ya?”
Ah, pertanyaan ini lagi, dengan berat hati kuanggukkan juga kepalaku. Lalu,
tanpa kuduga, ia mulai menuturkan kisah hidupnya.
“Saya 14 tahun single, divorce
dengan 2 orang anak,” ucapnya. “Banyak orang menilai saya menurut pikiran
mereka, bahwa saya dan kedua anak saya tidak bahagia, dan bla bla bla. Tapi,
percayakah kamu bahwa saya merasa cukup bahagia dengan peran yang saya jalani
saat ini? Orang lain tidak pernah tahu perjuangan dan pergumulan kami. Orang
lain mengganggap keluarga kami tidak lengkap, tapi semalam saya menyadari arti
dari merasa lengkap yang sesungguhnya. Ketika suatu malam saya harus menginap
di hotel karena mengikuti kegiatan, kedua anak saya ikut bermalam di kamar
hotel yang tidak terlalu luas. Kami menghabiskan malam bersama. Dan hanya
sesederhana itu saja saya bisa merasa lengkap. Dan saya yakin kita akan lebih
bahagia kalau kita menikmati peran masing-masing.”
Lama aku masih memandangi raut wajahnya. Sorot matanya memancarkan kegigihan
dan ketabahan. Ia tak tampak bersedih sama sekali. Ya, ya, aku teringat perkataan
seorang sahabat baikku, bahwa kita tidak bisa menilai kehidupan orang lain
menurut ukuran dan penilaian kita karena kita tidak pernah benar-benar tahu apa
yang dihadapi dan dijalani oleh orang ybs.
Nikmatilah peranmu dan berbahagialah di dalamnya!
-Eunike-
Jakarta, 19 Desember 2016